Di sudut kamar itu seorang wanita terduduk lesu, kakinya dilipat hingga menyentuh dadanya. Kepalanya tertunduk menempel di atas lutut, matanya memanas seolah akan mengeluarkan bulir-bulir air mata. Sesekali ia pejamkan mata mengingat kembali semua kisah hidupnya. Tak berapa lama kemudian air mata itu mulai menetes melewati sudut matanya yang sendu. Air mata itu perlahan menjalari pipinya hingga menetes melewati dagunya.
Dari ruang sebelah terdengar suara malaikat kecil yang berteriak seolah mengerti benar akan kegundahan mamanya. “Mama-mama lihat ni, lihat ada tulisan Kun Fayakuun” Gadis kecil berusia 6 tahun berlari kecil menuju kamar mamanya sambil membawa sebuah buku kecil ditangannya. Tak ingin gadis kecilnya mengetahui bahwa mamanya menangis, segera dia seka air matanya itu. Dikembangkannya seutas senyum dari wajahnya yang mulai nampak kerutan-kerutan halus di pelipis matanya menandakan dia bukanlah seorang wanita muda lagi.
“Mama lihat ni, ada tulisan Kun Fayakuun” disodorkannya buku itu pada mamanya
“Oh iya, benar nak” makasih sayang. Sang mama terdiam menyaksikan keajaiban sore itu. Di saat dia sedang berputus asa, Allah kirimkan seorang malaikat kecil untuknya. Malaikat berupa gadis kecil yang membawa pesan bahwa nggak ada yang mustahil, jika Allah sudah berkehendak Jadi maka Jadilah.
Cinta itu sederhana, ketika sang anak memberi nasehat pada orang tuanya karena cinta
Cinta itu sederhana, ketika ia mampu mengingatkan kita akan kuasa Allah
Cinta itu sederhana, ketika ia mampu mendekatkan kita pada Sang Pencipta
***
Di hari yang lain gadis kecil ini mendendangkan sebuah lagu berjudul Cinta untuk Mama.
Apa yang bisa kuberikan untuk mama …, untuk mama … tersayang
Tak kupunyai sesuatu berharga untuk mama… tercinta
Hanya ini kunyanyikan …, senandung dari hatiku untuk mama …
Hanya sebuah lagu sederhana …, lagu cintaku … untuk mama …
Pulang sekolah gadis itu menyanyikan lirik lagu Cinta untuk Mama. “Mama tolong carikan lagu cinta untuk mama ya, tadi aku diajarin lagu itu sama bu guru” rengeknya manja pada mamanya.
Sang mama mencoba mencari lagu tersebut via smartphone. Tak butuh waktu lama untuk mendownload lagu yang diminta gadis kecilnya. Sang mama dan gadis kecil itupun menyanyikan lagu itu berdua. Keharuan menyelimuti perasaan sang mama, gadis kecilnya berusaha menunjukkan cintanya pada sang mama lewat sebuah lagu sederhana.
Cinta itu sederhana, tak perlu diungkapkan dengan sesuatu yang mewah
Cinta itu sederhana, seperti cinta anak pada ibunya
Cinta itu sederhana, kadang ia tak terungkap tapi terucap lewat doa ibu kepada anaknya
***
“Mama, tadi aku nangis di sekolah” gadis kecil itu bercerita pada mamanya.
“Kenapa sayang kok nangis” tanya sang mama penasaran, tumben gadis kecilnya ini cerita kalo menangis di sekolah.
“Tadi bu guru cerita kalo ada anak SD yang hafal juz 30 terus waktu wisuda anak SD itu ngasih mahkota sama ibunya. Trus aku nangis ma, aku pengen seperti dia ma. Aku pengen makein mahkota juga buat mama” gadis kecil itu bercerita panjang lebar pada mamanya.
“Semoga kamu juga bisa menjadi penghafal Al Qur’an seperti dia, sayang” Sang mama terharu mendengar cerita gadis kecilnya yang mulai beranjak besar. Gadis kecilnya sudah bisa menumbuhkan motivasi dari dalam dirinya sendiri. Gadis kecil itu ingin menjadi penghafal Al-Qur’an seperti keinginan mamanya yang selalu disampaikannya pada gadis kecil itu.
Cinta itu sederhana, ketika sang anak ingin sekali membahagiakan ibunya
Cinta itu sederhana, ketika sang ibu berjuang untuk kebahagiaan anaknya
Cinta itu sederhana, jika ada keberkahan di dalamnya
***
Sebungkus permen coklat tergeletak di atas meja. Jam sudah menujukkan pukul 7, saatnya segera berangkat karena sudah siang dan pastilah terlambat. Tetiba terdengar suara wanita itu “Ini permennya siapa (sambil menunjuk permen yang ada di meja), buat mama ya”
“Permenku ma, kemarin aku beli di sekolah. Jangan diambil ma. Kalo mama mau nanti aku belikan” Ucap gadis kecil itu
“Iya, ni belum mama makan kok permennya. Mama ntar belikan ya” jawab sang mama pada gadis kecilnya
“iya ma” gadis kecil menjawab dengan semangat
Hari itu sang mama ada acara di luar kota sehingga mereka tak bisa bertemu saat maghrib tiba. Gadis kecil itu tak sabar untuk bercerita pada sang mama. Diambilnya handphone neneknya kemudian dia cari nomer mamanya. Diseberang sana terdengar suara handphone berdering.
“Halo assalamualaikum”
“Walaikum salam ma”
“Ada apa nak”
“Mama sudah sholat maghrib?”
“Iya sudah nak, kamu sendiri sudah sholat ya?”
“Iya sudah Ma. Ma… aku udah dapat permennya.”
“Beli berapa nak?”
“Dapat 2 ma”
“Kok cuma 2 nak”
“Iya tadi aku mau beli dah habis permennya. Ini dapat hadiah permen dari bu guru 2, karena aku jawab soal Al-Islam tadi. Buat Mama 1 buat aku 1 permennya. Mama kapan pulang?”
“Ooo… ya udah nanti satu-satu permennya. Ntar lagi mama pulang kok”
“Ya sudah Ma, Assalamualaikum”
“Waalaikum salam”
Bahagia itu sederhana, seperti saat gadis kecil itu berbagi sebungkus permen untuk mamanya. Bahagia itu sederhana karena tak ada alasan untuk tidak bahagia. Bahagia itu selalu sederhana manakala kita selalu bersyukur padaNya.
***
Cinta itu sederhana, sesederhana cerita-cerita pendek diatas
Cinta itu sederhana, sesederhana ungkapan cinta sang anak pada ibunya
Cinta anak pada ibunya itu cinta yang menguatkan, sementara
Doa ibu pada anaknya adalah kekuatan yang mampu mengubah mimpi jadi nyata
Cintai ibumu selagi dia masih bersamamu di dunia ini.
#CintaMama #Mother’sLove #Mother #Love #Semangat #Sederhana #Happy #NoteforMySelf