Cinta untuk Mama

Di sudut kamar itu seorang wanita terduduk lesu, kakinya dilipat hingga menyentuh dadanya. Kepalanya tertunduk menempel di atas lutut, matanya memanas seolah akan mengeluarkan bulir-bulir air mata. Sesekali ia pejamkan mata mengingat kembali semua kisah hidupnya. Tak berapa lama kemudian air mata itu mulai menetes melewati sudut matanya yang sendu. Air mata itu perlahan menjalari pipinya hingga menetes melewati dagunya.

Dari ruang sebelah terdengar suara malaikat kecil yang berteriak seolah mengerti benar akan kegundahan mamanya. “Mama-mama lihat ni, lihat ada tulisan Kun Fayakuun” Gadis kecil berusia 6 tahun berlari kecil menuju kamar mamanya sambil membawa sebuah buku kecil ditangannya. Tak ingin gadis kecilnya mengetahui bahwa mamanya menangis, segera dia seka air matanya itu. Dikembangkannya seutas senyum dari wajahnya yang mulai nampak kerutan-kerutan halus di pelipis matanya menandakan dia bukanlah seorang wanita muda lagi.

“Mama lihat ni, ada tulisan Kun Fayakuun” disodorkannya buku itu pada mamanya

“Oh iya, benar nak” makasih sayang. Sang mama terdiam menyaksikan keajaiban sore itu. Di saat dia sedang berputus asa, Allah kirimkan seorang malaikat kecil untuknya. Malaikat berupa gadis kecil yang membawa pesan bahwa nggak ada yang mustahil, jika Allah sudah berkehendak Jadi maka Jadilah.

Cinta itu sederhana, ketika sang anak memberi nasehat pada orang tuanya karena cinta

Cinta itu sederhana, ketika ia mampu mengingatkan kita akan kuasa Allah

Cinta itu sederhana, ketika ia mampu mendekatkan kita pada Sang Pencipta

***

Di hari yang lain gadis kecil ini mendendangkan sebuah lagu berjudul Cinta untuk Mama.

Apa yang bisa kuberikan untuk mama …, untuk mama … tersayang

Tak kupunyai sesuatu berharga untuk mama… tercinta

Hanya ini kunyanyikan …, senandung dari hatiku untuk mama …

Hanya sebuah lagu sederhana …, lagu cintaku … untuk mama …

Pulang sekolah gadis itu menyanyikan lirik lagu  Cinta untuk Mama. “Mama tolong carikan lagu cinta untuk mama ya, tadi aku diajarin lagu itu sama bu guru” rengeknya manja pada mamanya.

Sang mama mencoba mencari lagu tersebut via smartphone. Tak butuh waktu lama untuk mendownload lagu yang diminta gadis kecilnya. Sang mama dan gadis kecil itupun menyanyikan lagu itu berdua. Keharuan menyelimuti perasaan sang mama, gadis kecilnya berusaha menunjukkan cintanya pada sang mama lewat sebuah lagu sederhana.

Cinta itu sederhana, tak perlu diungkapkan dengan sesuatu yang mewah

Cinta itu sederhana, seperti cinta anak pada ibunya

Cinta itu sederhana, kadang ia tak terungkap tapi terucap lewat doa ibu kepada anaknya

***

“Mama, tadi aku nangis di sekolah” gadis kecil itu bercerita pada mamanya.

“Kenapa sayang kok nangis” tanya sang mama penasaran, tumben gadis kecilnya ini cerita kalo menangis di sekolah.

“Tadi bu guru cerita kalo ada anak SD yang hafal juz 30 terus waktu wisuda anak SD itu ngasih mahkota sama ibunya. Trus aku nangis ma, aku pengen seperti dia ma. Aku pengen makein mahkota juga buat mama” gadis kecil itu bercerita panjang lebar pada mamanya.

“Semoga kamu juga bisa menjadi penghafal Al Qur’an seperti dia, sayang” Sang mama terharu mendengar cerita gadis kecilnya yang mulai beranjak besar. Gadis kecilnya sudah bisa menumbuhkan motivasi dari dalam dirinya sendiri. Gadis kecil itu ingin menjadi penghafal Al-Qur’an seperti keinginan mamanya yang selalu disampaikannya pada gadis kecil itu.

Cinta itu sederhana, ketika sang anak ingin sekali membahagiakan ibunya

Cinta itu sederhana, ketika sang ibu berjuang untuk kebahagiaan anaknya

Cinta itu sederhana, jika ada keberkahan di dalamnya

***

Sebungkus permen coklat tergeletak di atas meja. Jam sudah menujukkan pukul 7, saatnya segera berangkat  karena sudah siang dan pastilah terlambat. Tetiba terdengar suara wanita itu “Ini permennya siapa (sambil menunjuk permen yang ada di meja), buat mama ya”

“Permenku ma, kemarin aku beli di sekolah. Jangan diambil ma. Kalo mama mau nanti aku belikan” Ucap gadis kecil itu

“Iya, ni belum mama makan kok permennya. Mama ntar belikan ya” jawab sang mama pada gadis kecilnya

“iya ma” gadis kecil menjawab dengan semangat

Hari itu sang mama ada acara di luar kota sehingga mereka tak bisa bertemu saat maghrib tiba. Gadis kecil itu tak sabar untuk bercerita pada sang mama. Diambilnya handphone neneknya kemudian dia cari nomer mamanya. Diseberang sana terdengar suara handphone berdering.

“Halo assalamualaikum”

“Walaikum salam ma”

“Ada apa nak”

“Mama sudah sholat maghrib?”

“Iya sudah nak, kamu sendiri sudah sholat ya?”

“Iya sudah Ma. Ma… aku udah dapat permennya.”

“Beli berapa nak?”

“Dapat 2 ma”

“Kok cuma 2 nak”

“Iya tadi aku mau beli dah habis permennya. Ini dapat hadiah permen dari bu guru 2, karena aku jawab soal Al-Islam tadi. Buat Mama 1 buat aku 1 permennya. Mama kapan pulang?”

“Ooo… ya udah nanti satu-satu permennya. Ntar lagi mama pulang kok”

“Ya sudah Ma, Assalamualaikum”

“Waalaikum salam”

Bahagia itu sederhana, seperti saat gadis kecil itu berbagi sebungkus permen untuk mamanya. Bahagia itu sederhana karena tak ada alasan untuk tidak bahagia. Bahagia itu selalu sederhana manakala kita selalu bersyukur padaNya.

***

Cinta itu sederhana, sesederhana cerita-cerita pendek diatas

Cinta itu sederhana, sesederhana ungkapan cinta sang anak pada ibunya

Cinta anak pada ibunya itu cinta yang menguatkan, sementara

Doa ibu pada anaknya adalah kekuatan yang mampu mengubah mimpi jadi nyata

Cintai ibumu selagi dia masih bersamamu di dunia ini.

kata-mutiara-untuk-cinta-seorang-ibu2

#CintaMama #Mother’sLove #Mother #Love #Semangat #Sederhana #Happy #NoteforMySelf

Amplop tak Bertuan

“Tin aku mau resign” ucap Wini pada Tini sahabatnya

Tini yang kaget meminta Wini untuk mengulangi ucapannya walaupun sebenarnya di sudah mendengar perkataan Wini “apa Win, coba kau ulangi lagi ucapanmu barusan”

“Aku ingin resign, aku lelah Tin”

“Sudah kau pikirkan baik-baik keputusanmu, Win”

“Iya, sudah lama aku ingin resign, aku gak bisa terus-terusan seperti ini. Menerima uang suap agar bisa memenangkan salah satu pasangan calon dalam survei Pemilu. Ini bertentangan dengan nuraniku, Tin”

Wini dan Tini sama-sama bekerja sebagai staf di Lembaga Survei Pemilu, yang pelanggannya adalah para Petinggi Partai. LSP tempat mereka bekerja banyak menerima orderan jelang Pemilu, dan orderan itu bisa dipesan sesuai keinginan Partai agar bisa meningkatkan elektabilitas Partai tentunya ataupun menggiring opini publik agar memilih calon tertentu.

 

Pemilu 2014 kemarin LSP memihak kepada Partai berlambang Kerbau yang notabene adalah Partai yang tidak Wini sukai. Maka bertambah pula keinginan Wini untuk resign. Terutama sejak Partai itu menjadi Partai pemenang pemilu karena curang. Wini merasa bertanggung jawab ketika Presiden yang diusung Partai Kerbau pada pemilihan Presiden silam adalah hasil pencitraan dari Lembaga Survei tempatnya bekerja.

“Win, trus bagaimana kamu akan menghidupi dirimu dan anak semata wayangmu itu. Kamu gak boleh egois Win. Anakmu itu masih butuh biaya untuk dia sekolah, apalagi engkau memilih untuk menyekolahkan anakmu di sekolah swasta yang biayanya tak murah” Tini berargumentasi agar sahabatnya itu memikirkan kembali keputusannya.

“Tin, aku tak mau harga diriku digadaikan hanya untuk puluhan lembar uang ratusan ribu yang tak jelas asalnya. Engkau taukan bagaimana uang panas itu menghancurkan semua kehidupanku” ujar Wini tak kalah berargumen.

Tini mencoba memutar kembali memorinya ketika ia baru kenal Wini, tiga tahun yang lalu. Saat itu Wini bercerita bahwa ketika ia memutuskan berpisah dengan mantan suaminya, ia sama sekali tak punya apa-apa. Motor yang biasa dia kendarai, perhiasan yang disimpannya semua tak bersisa kecuali sebuah rumah atas nama dirinya yang dia cicil dari gajinya. Wini menyadari betul uang panas yang masuk ke dalam rumahnya merusak semuanya. Ibaratnya uang setan dimakan jin. Sejak saat itu Wini sahabatnya bertekad untuk memulai hidup yang baru dari nol lagi bersama anak semata wayangnya yang hak asuhnya jatuh kepada dia.

Tini terdiam teringat ucapan Wini. Tini sadar sulit baginya untuk mengubah pendirian Wini. Tak ingin sahabatnya itu salah mengambil keputusan dan menyesal di kemudian hari, Tini mencoba sekali lagi mengutarakan pendapatnya  “Win, sudah kamu pikirkan masak-masak keputusanmu. Bagaimana kelanjutan hidupmu dan anakmu?. Darimana kamu akan mendapatkan penghasilan?”

“Tin, diam-diam aku merintis sebuah bisnis kecil-kecilan. Lepas kantor aku mulai jualan. Anakku juga pernah mengutarakan keinginannya agar aku bekerja di rumah. Selama ini aku terlalu sibuk berperan sebagai kepala keluarga sehingga aku lupa bahwa aku juga seorang ibu bagi dia.” Ucap Wini

“Kamu yakin bisa sukses dengan bisnismu itu?” Tanya Tini pada Wini

“Tin, Rejeki itu dari Allah, kita hanya berusaha untuk menjemputnya dan meraih ridhoNYA agar tenang hati kita menjalani hidup ini. Asal kita berusaha, Allah pasti kasih kita jalan.” Wini berusaha meyakinkan sahabatnya tentang keputusan itu.

“Win, aku akan sangat kehilangan kamu jika kamu putuskan untuk resign”. Lirih suara Tini membayangkan bahwa dia akan merindukan saat-saat bersama dengan sahabatnya itu. Wini pergi meninggalkan Tini di serambi musholla kantor untuk menuju ke ruangannya dan membereskan pekerjaannya

Jarum jam menunjukkan pukul 15.00, Wini membereskan berkas-berkas pribadi di meja kerjanya. Besok dia akan menemui pimpinan dan menyampaikan surat resignnya itu. Terlihat bahagia di matanya, nuraninya membantu Wini untuk lepas dari lingkaran setan yang telah membelenggunya selama ini. Besok dia akan kembalikan amplop tak bertuan yang dia dapat dari pimpinannya, selama ini Wini menyimpan amplop itu dan tidak tau akan dikemanakan isinya karena bagi Wini amplop beserta uang di dalamnya itu bukan haknya.

Save Indonesia, say no to korupsi. Saatnya Indonesia Bangkit. Jelang Kebangkitan Nasional Indonesia.

images

#nurani #rejeki #keputusan #stopkorupsi

STAY POSITIVE

Menjadi positif itu mudah, semudah kita mengajak pikiran kita untuk positif. Saya sendiri berusaha untuk tetap positif dengan cara menjaga apa yang saya baca dan saya lihat. Berusaha agar apa yang masuk dalam pikiran adalah sesuatu yang bermanfaat bagi diri saya. Mengurangi baca berita kriminal, mengurangi nonton TV adalah sebagian cara saya untuk tetap stay positive. Untuk urusan pertemanan pun saya berusaha memilih yang sedapat mungkin statusnya hal-hal yang positif, jadi ketika diantara mereka ada yang pasang status galau, status GJ, saya berhenti untuk mengikuti status mereka, sebuah cara yang simpel tanpa harus mengunfriend.

 

Kejadian 1

Kemarin saya benar-benar dihadapkan pada sebuah keadaan yang memaksa saya harus berusaha sedikit lebih kuat menjaga pikiran saya agar tetap jernih. Kemarin saya marah, alhasil sempat terlibat adu argumen dengan teman saya. Dan saya akui saya kalah, saya gagal mengendalikan emosi saya. Dan hanya penyesalan yang saya dapatkan karena saya memilih untuk membantah ucapannya yang saya rasa gak masuk akal.

 

Sebut saja namanya En. En ini adalah target yang ingin saya ubah mindsetnya, secara En ini adalah pendukung Jokowi. Saya tak ingin menjelaskan lebih jauh siapa En, karena walau bagaimanapun dia dengan segala sifatnya masih punya kesempatan untuk berubah selagi nyawa masih melekat di raga. Sama seperti saya yang selalu berharap diberi jalan untuk bisa memperbaiki diri begitupula harapan saya pada En.

 

Kejadian 2

Saya termasuk orang yang senang mendengarkan cerita orang lain. Ceritakanlah apa saja yang menarik bagi saya, maka saya akan menjadi pendengar setia, hingga kalian akan mengira saya seorang yang pendiam. Sebaliknya ketika kalian hanya diam saja, maka saya yang akan berubah menjadi cerewet dengan bercerita hal yang mungkin sepele bagi kalian tapi menarik bagi saya.

 

Masalah jadi berbeda ketika yang dia ceritakan isinya keluhan semua. Oh no, saya bukan keranjang sampah. Bolehlah curhat sama saya, ceritakan apa masalahmu asal jangan semua hal kecil kamu jadikan keluhan. Please ya, kamu udah aku anggap adik sendiri jadi ubahlah sifatmu itu. Saya ikut kelas MTM salah satunya karena kamu. Saya sayang kamu seperti adik saya sendiri. Saya kasihan ketika kamu dijauhi, tapi saya belum bisa berbuat banyak selain ikutan sedikit menjauhimu agar saya bisa menenangkan pikiran saya. Apalagi kau masih saja membela Jokowi. Kenapa saya harus berurusan dengan para jokowers ya.

 

Kejadian 3

Yang terakhir ini murni kesalahan saya. Saya melanggar apa yang sudah saya tetapkan sendiri yaitu untuk membaca bacaan yang membuat pikiran saya tetap positif. Akibatnya bisa ditebak ketika saya membaca postingan teman saya mulailah saya kepikiran. Kadar kepositifan pikiran saya ngedrop seketika.

 

Huft, kenapa juga mesti dibaca udah tau filter pikirannya belum begitu kuat masih saja maksa baca bacaan yang belum bisa dicerna dengan akal sehat. Saya menjadi galau, memikirkan semua hal yang sudah saya lakukan. Tentang tulisan-tulisan saya, adakah tulisan itu mendatangkan kebaikan, apakah tulisan itu tidak menyinggung orang lain, apakah aktifitas menulis ini akan terus saya lanjutkan, itu sederet pertanyaan yang muncul di kepala. Apalagi sejak saya berani memposting hanya sekedar cerita, mulailah saya kepikiran apa konsekuensi atas tulisan itu.

***

C’mon wake up dong. Buang semua pikiran buruk itu, bukankah kamu sendiri yang pernah menulis I can. Jadi buatlah semua pikiranmu menjadi positif. Tebarkanlah virus positif itu. Ayolah namamu Ria kan, kalau kamu galau namamu perlu di ganti jadi Gery deh. Gery temannya Sponge Bob Square Pants yang suka galau 😀 .  Ayo pilih mana dipanggil Ria atau Gery.

 

Oke-oke panggil saya Ria. Saya bisa bahagia tanpa suatu alasan. Stay positive and be happy for no reason. Tetaplah berpikir positif apapun keadaannya. Jika pikiranmu positif maka positif pula hidupmu. Menjadi positif adalah wujud rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberinya. And One More Time, “Stay Positive”

 

#happy #staypositive #positifthinking #syukur #bahagia

Hanya Sekedar Cerita

Baru kali ini mencoba menulis sesuatu yang tak biasa di tempat yang tak biasa. Menjadi tak biasa karena biasanya di tempat ini hanya duduk sambil pegang gadget baca status dan browsing kesana-kemari. Malam ini urusan menulis, saya kerjakan di sela-sela menunggu si ipi latihan silat.

 

Sayang malam ini tak ada bulan, andaikata ada tentu kalimat pembukanya akan berbunyi “Di bawah sinar rembulan yang nampak malu-malu bersembunyi di balik malam, ku tuliskan kisah ini hanya sebagai sebuah cerita”. Berhubung langit gelap dan tak ada bintang jadi openingnya,  ya gitu deh.

 

Semalam di Twitter ada yang meretweet tweet nya @anismatta  presiden PKS. Salah satu tweetnya berbunyi bahwa beliau minta saran dan masukan bagaimana agar PKS ke depan bisa lebih baik. Kemudian saya berpikir, bagaimana kalau topik ini saja yang saya angkat jadi tulisan. Bukankah pileg kemarin saya memilih PKS, apa salahnya kalo saya sedikit bercerita.

***

Ini kisah saya dan PKS

Awal mula kenal lewat seorang teman yang update DP BBM bergambar PKS, sebut saja namanya De. Ceritanya teman saya didatangi orang PKS yang menyebarkan kartu bergambar calon anggota legislatif dari PKS. Salah seorang anggota keluarganya rupanya ada yang orang PKS.

 

Saat di dunia maya beredar gambar grafik tentang parpol yang terlibat korupsi, saya mengetahui bahwa PKS termasuk partai yang bersih alias tingkat korupsinya paling rendah. Maka saya pun mulai memantapkan hati, bahwa ini akan jadi pilihan saya. Saya pun mulai mengajak yang lain, pasang DP grafik korupsi itu hingga status agar memilih yang terbukti anti korupsi.

BihTynnCIAAq5qd.png large

Setelah saya mulai berani pasang DP itu, ada seorang teman yang mengajak saya diskusi. Diskusi politik ringan via chat BBM. Atas saran teman saya ini, saya pun mulai mencari pilihan alternatif lain. Jelang hari H pemilihan legislatif, saya masih belum menentukan pilihan, ditambah lagi ada teman yang minta tolong agar saya memilih anggota keluarganya yang jadi Caleg juga maka mulailah saya bingung.

 

Akhirnya saya tanya lagi sama De, Mbak kalo pilih PKS, foto siapa yang layak dicoblos. Mbak De pun kasih jawaban. Mulailah saya cari infonya di dunia maya, termasuk info caleg lain di luar PKS sebagai alternatif. Baru kali ini saya memilih sampai cari info segala. Biasanya juga pilih karena ada tokoh yang saya suka. 😀

 

Dulu saya termasuk orang yang tidak suka jika agama masuk ke ranah politik. Bisa ditebak bahwa pilihan saya adalah partai yang basisnya nasionalis. Entah kenapa untuk yang satu ini berani saya jadikan pilihan. Baca juga a choice.

 

Lepas pemilihan legislatif urusan dengan PKS sementara selesai. Memasuki pemilihan Presiden situasi dunia maya begitu riuh dengan urusan ini. Ketika calon presiden hanya ada 2 saya memilih berada di pihak no 1. Sama seperti sebelumnya ketika saya menyatakan pilihan saya, teman saya yang beda pandangan politiknya datang untuk berdiskusi.

 

Saat Pemilihan Presiden kemarin saya sampai harus perang status dengan teman saya yang jokowers. Heran juga sama mereka disodori fakta tetap aja gak mau berubah. Bahkan sampai saat ini ketika Jokowi ingkar janji, hadeuh tetap aja mereka bela. Ampun dah.

 

***

Malam ini suasana begitu berbeda menulis di tempat tak biasa sambil sesekali melihat ipi dan teman-temannya latihan silat lumayan dapat menghibur hati setelah seharian bekerja. Melihat adik-adik itu semangat berlatih silat, saya semakin optimis kelak Indonesia akan jadi negara yang maju jika anak mudanya mengisi waktu dengan hal yang bermanfaat seperti ikut latihan beladiri.

 

Pilpres pun usai Jendral Prabowo Subianto pilihan saya kalah setelah dicurangi. Sayapun galau dan susah move on. He…. Karena saya termasuk yang paling antusias mengkampanyekan PS, alhasil ketika pilihan saya kalah mereka pun menggoda. Yaelah…

 

Eits… tunggu dulu. Sejak awal ikut Pemilu pilihan saya tak pernah kalah. Bahkan terbukti jadi Presiden untuk 2 periode. Maka ketika mereka katakan saya kalah, saya jawab saya tetap menang karena pilihan saya nomer 3. Ketika sang pemenang mempropagandakan “Salam 3 Jari”, maka itulah sesungguhnya kemenangan yang sejati. Mereka mengakui bahwa PKS, partai dengan nomor urut 3 adalah pemenangnya.

images (16)

***

Pilpres usai tak ada lagi cerita tentang PKS kecuali saya yang masih galau memikirkan mau dibawa kemana Indonesia dibawah Presiden yang tak bisa memimpin. Kemudian takdir berkata lain, salah seorang teman bercerita tentang Jonru. Teman saya menggambarkan Jonru ini sebagai seorang yang suka mengadu domba dan memecah belah bangsa.

 

Atas cerita teman saya ini, saya mulai mencari tau siapa sih Jonru. Mulailah saya browsing dan stalking statusnya di FP. Hampir setiap malam usai membaca sinopsis Jodha di FB saya lanjut main ke FPnya Jonru. Sampai-sampai ipi hafal betul kebiasaan saya ini. “Bunda, Jonru itu siapa?” “Jonru lagi, Jonru lagi” begitu si ipi berkata pada saya. Saya hanya menjawab, ntar kalo dah gede kamu tau sendiri.

 

Beberapa lama saya mengikuti Jonru saya menemukan fakta bahwa Jonru itu kader PKS. Saya pun merasa bahwa Jonru tak seperti yang teman saya bilang, tak ada sama sekali kesan bahwa Jonru  ingin memecah belah persatuan bangsa. Setelah mengetahui fakta ini saya tak lagi stalking FP Jonru, akun-akun yang berafiliasi dengan PKS di Twitter pun mulai saya unfollow.

 

Boleh dibilang saya mengenal PKS lewat para hatersnya. Mereka yang membuat saya mencari tau lewat Dunia Maya  tentang PKS. Seperti yang kek Jamil bilang, jika kamu mendengar cerita apalagi jika sampai menjurus pada fitnah maka janganlah mudah percaya dan cari taulah kebenarannya. Kemudian saya baru tau inilah yang dinamakan Tabayun.

 

***

Cerita tentang haters ini mereka sebenarnya respek dengan PKS, yang terkenal militan (emang militan itu apa ya, saya sering dengar kata ini, tapi tak pernah cari tau kecuali hanya memperhatikan mereka dari jauh).

Ketika di sosmed dan media massa merebak demo untuk menurunkan jokowi, terjadilah percakapan singkat sore itu di kantor antara Jokower, Saya dan Teman saya

J : Masak iya harus tanggal itu?

S : Iya, emang kenapa?

J : Nggak mungkinlah, mahasiswa itu gak akan seperti dulu. Kalo dulu emang murni bersatu jadi bisa menggulingkan Soeharto, kalo sekarang mahasiswa demo, minta dibayar.

TS : Nggak lah, masih ada kok yang militan. Kalo soal demo bayaran dari dulu sudah ada yang begituan, bukan sekarang aja. Itu kan tergantung pribadinya.

 

Dari percakapan singkat ini, saya paham betul kalo teman saya percaya masih ada orang-orang militan yang memegang teguh prinsip-prinsipnya.

 

Inilah saya, yang hanya sekedar memilih PKS saat pemilu. Saya yang memilih sembunyi di balik layar dan melihat perjuangan kalian dari jauh. Semoga PKS tetap istiqomah anti korupsi, dan semoga lahir Indonesia baru di tangan kalian.

 

Selamat berjuang saudaraku-saudaraku.

Kebangkitan Nasional Indonesia sudah di depan mata. 20 Mei 2015.

 bangkit-indonesiaku

#Merdeka #IndonesiaBangkit #Cerita #keepfighting

 

 

 

 

 

Bangun Cinta

Malam ini aku terjaga, rasanya aku baru tidur sebentar saja. Ingin sekali tidur lagi, toh waktu masih dini hari. Lagi-lagi aku tak bisa tidur lagi. Mulailah kubuka laptop seperti biasa. Kunyalakan wifi thetering handphone agar bisa lebih leluasa merangkai kata di laptop. Di luar masih terdengar lamat-lamat suara tetangga yang lagi ngeronda.

Ada kebiasaan baru dalam diriku, aktifitas ini mulai menyita perhatianku, dunia itu adalah dunia maya. Aku berasa ada di 3 dunia, Dunia nyata tempatku berpijak, Dunia maya tempatku curahkan tulisan yang mungkin hanya sekedar tulisan serta Dunia bebaca.com tempatku menebar manfaat.

***

Hujan pagi ini begitu syahdu, dinginnya merasuk ke dalam kalbu. Semilir angin menembus sisi-sisi jendela menyeruak masuk memenuhi ruangan. Dingin, terasa dingin sekali bagi hati yang membeku.

Bangun cinta, hanya sebuah pesan sederhana. Jikalau cinta bangunlah di sepertiga malam. Bangunlah cinta, walau dinginnya bagaikan es di kutub selatan. Bangunlah cinta itu agar hatimu tak lagi beku. Bangun cinta, agar hatimu lembut penuh cahaya.

***

Cinta sebuah kisah anak gadis yang ditinggal ibunya di usia belia. Cinta seorang gadis kecil berusia 7 tahun yang terpisah dari ibunya. Cinta sayang, doakan ibumu nak. Beliau menunggu doa anak yang sholehah untuk menerangi kuburnya. Sayangku Cinta, jadilah anak yang sholehah nak, agar kelak kau jumpai ibumu di surga.

Cinta seorang gadis kecil yang tak tau apa-apa. Dia hanya tau dia tak bisa jumpa lagi dengan ibunya. Cinta gadis kecil yang harus tinggal bersama nenek dan tantenya setelah kepergian ibunya. Cinta tumbuhlah jadi gadis yang kuat nak, agar ibumu tersenyum di alam kubur.

***

Bangun cinta sebuah pesan sederhana tentang cinta. Bangun cinta dan mulailah menebar virus-virus cinta di hati para pecinta RabbNya. Bangun cinta dan mulailah menebar benih-benih cinta suci di dalam hati sang pecinta Ilahi.

Hujan pagi ini mengisyaratkan sesuatu. Benih-benih cinta itu akan tumbuh subur berkat guyuran air hujan pagi ini. Tunas-tunas baru bermunculan, tumbuh subur dan berkembang.

Bangun cinta karena itu mudah. Bangun cinta agar bisa bahagia. Bangun cinta agar Indonesia Jaya. Bangun cinta, Kebangkitan Nasional Indonesia di depan mata.

logo-cinta-indonesia

Bangun cinta tanah air di hati para pemuda pemudi. Bangun cinta keluarga di hati para pemuda pemudi. Bangun cinta agama di hati para pemuda pemudi. Jadilah pemuda pemudi yang tangguh seperti pesan orang tuamu. Bangun cinta dan raihlah prestasi selagi muda. Bangun cinta mulia agar hidupmu tak sia-sia.

Di tangan kalianlah Indonesia akan berdaya, berjaya sepanjang masa. Bangun cinta Kebangkitan Nasional Indonesia sudah di depan mata.

Hujan pagi ini membawa berkah bagi semua insan di dunia.

Hujan pagi ini menceritakan sebuah kisah.

#banguncinta #cintakeluarga #ceritacinta #IndonesiaBangkit #merdeka

Cebua (Cerita Bunda)

“Mbak ri, ayo dong cerita lagi”, “mbak ri, katanya kamu mau cerita”. Suara-suara itu seringkali terngiang di telingaku. Entah ini suara imaji, halusinasi atau suara hati kecilku.

Malam ini suara itu muncul lagi. Suara manja yang merajukku untuk tetap di depan laptop menarikan jari- jemari di atas tuts keyboard.

“Bunda, ayo bunda ngetik lagi” ucap ipi.

“Iya nak, bentar lagi ya” sambil melanjutkan melipat baju yang tumpukannya sudah mirip gunung Bromo yang pernah meletus, yah begini ini kalo sukanya numpuk pekerjaan, huft… gumamku dalam hati.

Suara itu muncul lagi “Bunda, ayo bunda katanya habis sholat bunda mau ngetik”.

“ Iya, tunggu nak. Bunda selesain dulu ya. Kenapa kok ipi minta bunda ngetik” tanyaku pada ipi.

Berkali-kali ipi memaksaku untuk segera kembali ke depan laptop, entah kenapa si ipi ini. Biasanya juga kami rebutan untuk pakai laptop satu-satunya, milik kantor pula, Hadeuh. Apapun itu, Alhamdulillah dapat tugas jagain inventaris kantor berupa laptop ini.

Iseng kutanya kenapa dia sedikit memaksaku untuk mengetik. “Kenapa kok ipi minta bunda ngetik” tanyaku padanya. “Ipi suka lihat bunda ngetik, ipi seneng kalo bunda lagi ngetik” ucap ipi padaku. Hemm,  Dan atas permintaan ipi, saya mulai mengetik lagi walaupun hari ini saya sudah setor 2 tulisan. Baiklah nak, bunda penuhi keinginan. Mudah-mudahan kelak kamupun bisa menghasilkan karya yang bemanfaat bagi umat.

Dan saat mengetik tulisan ini. Ipi tiduran di samping kananku sambil membaca buku yang tadi siang baru saja aku beli. Buku bergambar 3 ekor pinguin dan seekor ikan hiu yang siap memangsa dari belakang. Buku ini terbitan nectar seri Fabel Teladan dengan judul Berjuang untuk hidup. Sesekali di tunjukkan gambar yang ada di buku itu padaku.

Mataku mulai sipit dan mengecil , rasa kantuk mulai menyerang, tapi aku harus berjuang memenuhi keinginan ipi. Lama-lama aku bakalan jadi panda dengan lingkar hitam di sekeliling mataku dan kantong mata yang bendol. Yah, harus mulai menerima nasib nih. Melanjutkan apa yang sudah aku mulai.

Dan aku mulai bingung menentukan pilihan mana yang akan aku bahas lebih dulu. Semuanya seru dan berputar-putar di kepalaku menanti giliran untuk dituangkan dalam tulisan. Nampaknya aku harus mempertanggung jawabkan gelar yang aku sematkan di belakang namaku. Gelar yang aku malu untuk memakainya, gelar yang hanya titipan saja di dunia karena gelar terakhir kita adalah almarhum/almarhumah. Lagipula aku lebih suka dengan Gelar Dagangan 😀 . Kalian mungkin bertanya apa gelarku. Saya  punya dua gelar di belakang nama saya. Gelar yang pertama SS dan yang kedua ST.

Lho, mbak Ria gelarnya sarjana sastra dong. Ummm.. mesti jawab gimana ini. Iya aku seorang sarjana sastra yang gak pernah bangga akan gelarnya, karena banyak yang nggak aku pahami tentang sastra. Lagipula aku hanya menempuhnya selama 2 tahun karena 2 tahun pertama aku habiskan di Sekolah Tinggi yang mencetak para guru. Kalo tau bakalan begini aku gak akan pilih jurusan itu dulu. Sekolah guru aku tinggalkan karena aku diterima sebagai pegawai negeri dan agar bisa ikut penyesuaian kenaikan pangkat maka melanjutkan kuliah secara ekstension jadi pilihan.

Gelar keduaku adalah ST. Wow, keren dong pernah kuliah di jurusan teknik. Hayah, yang ini mah gelar ST singkatan dari Sok Tau. Gelar yang aku pasang sendiri karena kadang aku sok tau atas apa yang belum aku tau. Parah neh, don’t try this at humz ya.

Bekerja sebagai staf di Bagian Hukum dengan gelar SS tentu bukan perkara yang mudah, sementara teman yang lain sangat menguasai ilmu tentang hukum, aku harus puas hanya menjadi tukang ketik surat perintah kerja, surat perjanjian kerjasama. Dan itulah yang kadang membuat aku pengen kuliah lagi. Bukan kuliah S2 tapi S1 yang bisa membantu pekerjaanku.  Selain ketik mengetik, aku dipercaya menjadi seorang perencana. Merencanakan anggaran dan membuat rencana kerja adalah bagian dari tugasku. Tahun 2013 kemarin udah pernah mengundurkan diri dari jabatan ini tapi tidak setujui. Dan tetaplah diriku menjadi seorang perencana

Saat kemarin saya buat artikel mengenai Visi Misi itu adalah bagian dari tugas saya untuk ikut andil dalam pembangunan Di bangkalan dengan cara mengenalkan Bangkalan kepada investor-investor yang berminat membangun Bangkalan. Yang perlu ditekankan adalah membangun Bangkalan bukan membangun di Bangkalan.

Wah bahasannya saya sudahi dulu sebelum melebar dan meluas menjadi samudra kata-kata. Okey itu sekelumit tentang diriku. Ini ceritaku, mana ceritamu.

#cerita #ceritakeluarga #bacabuku #bebacacartoon-the-children-painting-vector-187411

Senyuman Cinta

Hari ini saya bahagia

Di pojok perempatan itu saudaraku memberi tanda padaku

Pagi tadi saat mengantar ipi sekolah, aku berhenti saat traffic light berwarna merah, lampu merah itu memberiku kesempatan untuk sedikit relax dan mengedarkan mata selayang pandang.

Dan mataku tertuju pada spanduk warna merah itu

Sangat mencolok karena warnanya merah darah

Tulisannya besar dan begitu jelas terlihat

“Katanya Pro Rakyat, tapi Kok Menyengsarakan Rakyat” Tulisan yang sangat provokatif

Penasaran aku dibuatnya, saat lampu hijau menyala, ku jalankan pelan laju motorku dan ku arahkan mata ke spanduk itu untuk mencari tau siapa yang berani pasang spanduk itu.

Emmm kubaca di sudut kiri spanduk itu, sebuah nama yang tak asing bagiku

Jelas sekali disana tertulis Hizbut Tahrir Indonesia

Sebuah organisasi yang sangat mendamba tegaknya khilafah.

Saudaraku aku tau itu kamu. Senyumku langsung terkembang tak kuasa menahan bahagia

Saudaraku aku tau itu kamu. Kau menyambut uluran tanganku

Saudaraku aku tau itu kamu. Kau mau berjuang untuk NKRI dan kesampingkan egomu

Saudaraku aku tau itu kamu. Warna merah itu mengingatkan aku pada darah

Darah yang siap kau tumpahkan demi tegaknya khilafah.

Saudaraku aku tau cita-citamu syahid di medan perang

Saudaraku jangan kau tumpahkan darahmu disini

Saudaraku rakyat Palestina lebih membutuhkanmu bantuanmu.

Saudaraku ceritakan aku tentang mimpimu, tentang khilafah yang akan tegak itu

Saudaraku aku juga akan bercerita padamu tentang NKRI yang utuh

Saudaraku maukah kau genggam tanganku

Kita wujudkan bersama NKRI yang satu.

Saudaraku, aku memilihmu karena kamu bisa menyampaikan lagi kepada saudaramu yang lain agar bersatu padu untuk Indonesia Raya

Saudaraku, aku memilihmu karena tutur katamu takkan mampu membuat mereka marah

Saudaraku, aku memilihmu karena begitu anggun pribadimu.

Saudaraku, aku tau jalan kita berbeda

Saudaraku, perbedaan itu yang mereka manfaatkan untuk memecah belah kita, memecah belah umat Islam, memecah belah Indonesia

Saudaraku, maukah engkau bergabung bersama kami

Kebangkitan Nasional Indonesia sudah di depan mata

37 hari lagi dari sekarang

Saudaraku, kamu saudaraku sejak pertama kali kita bertemu

Saudaraku, tulisan ini kubuat saat rasa rindu menggebu dalam kalbu

Saudaraku, entah kapan kita bisa jumpa seperti inginmu

Kita bermain bersama anak-anak kita.

Saudaraku maukah kau tersenyum padaku dan katakan kau setuju bergabung bersama kami

Saudaraku maukah sekali lagi kau genggam tanganku dan katakan kau akan berjuang bersama kami

Saudaraku,

Islam kita satu

Islam kita utuh

Kejayaan Islam di depan mata jika kita bersatu

Saudaraku, kamu saudaraku sejak pertama kali kita bertemu.

#Ukhuwah #Persaudaraan #IndonesiaBangkit #IndonesiaRaya #Merdeka

mimpi cinta

FB_IMG_1425017686011Malam ini aku terbangun lagi

Mimpi itu datang lagi

Tiba-tiba terbangun, kulihat samping kiriku, ketatap lekat wajah itu

Ipi masih tertidur pulas disampingku

Nak wajahmu berbeda malam ini

Kulihat lagi lekat-lekat

Nak wajahmu bercahaya, bunda jadi takut

Kuletakkan telapak tanganku di wajahnya

Kulitnya lembut seperti bayi

Nak bunda takut

Kemudian ku hidupkan lampu kamarku untuk memastikan dia benar anakku

Untunglah aku tidur bersama ipi bukan dengan hantu

***

Mimpi itu datang lagi seolah siap mengajakku mati

Kemudian ku terjaga ternyata saya masih hidup pemirsah

Jantungku berdegub teringat lirik lagu itu

Lagu yang melintas di pikiranku

Aku takut, jangan minta aku cerita mimpi itu

Kuraih HPku, tak ada notifikasi satupun

Ku coba ngajakin lomba nulis tak ada yg respon

Apa karena hadiahnya hanya berupa doa hingga tak menarik

Ah, bukankah doa bisa merubah takdir. Kenapa kalian tak hadir

Apa sebab tadi sore saat sesi bercerita dengan anak-anak bebaca hingga terbawa mimpi

Tadi sore  judul cerita yang dibaca adik-adik salah satunya adalah kisah tentang sapi yang pelit. Buku ini udah lama ku beli, belinya pun tahun 2012 di malang saat ikut seminar penulisan naskah akademik di Universitas Brawijaya. Emm, Lupa apa nama mallnya. Yang ku ingat tempatnya dekat dengan jalan kawi, naik angkot GA keknya sih gitu.

Kucoba cari jejak sertifikatnya gak ketemu. Ndilalah ketemu sertifikat “Dialog Nasional Persoalan Papua Jangan Dianggap Remeh” (Kajian komprehensif untuk mencari solusi tanah Papua) tempatnya sama-sama di Universitas Brawijaya Malang tepatnya tanggal 1 Desember 2011. Hadir dalam pertemuan itu Bapak Ferry Mursidan Baldan. Sempat kami poto poto dengan bapak ferry, temanku bahkan bangga bisa berpoto dengan beliau. Sayangnya poto ini sama-sama kami hapus tanpa ada kesepakatan bersama sebelumnya, karena pak Ferry jadi menterinya Jokowi. He… sebuah alasan yang konyol. Jadi kami tak ada hubungan sama sekali dengan bapak menteri.

Kembali lagi ke cerita sapi. Pertama baca lagi cerita ini saat ngajarin Zi lewat buku cerita. Zi adalah murid les privat bebaca saya. Kaget tentunya masak iya si sapi pelit.

Di cerita itu dikisahkan emang si Sapi pelit karena dia begitu percaya bahwa panen apel di kebunnya akan panen raya. Ternyata panen apelnya gagal dan sapi tak punya bahan makanan. Kemudian datanglah si kambing menawarkan bantuan, kambing yang baik hati walaupun pernah diberi makanan basi oleh si sapi.

Berkat kebaikan si kambing kini si sapi tak pelit lagi. Sekarang SAPI menjelma jadi SAPI yang baik hati, rendah hati, tak suka dipuji dan slalu menawan hati.

Dan sudah lebih 350 kata gara-gara cerita si SAPI. Kini Sapi sudah siaga jelang Kebangkitan Nasional Indonesia 20 Mei 2015. NKRI harga mati

#keepfighting #selamatkanNKRI #KebangkitanNasionalIndonesia #IndonesiaRaya #IndonesiaBerdaya #merdeka

Cinta Bapak

Bapak itu the real hero dalam keluarga. Beliau yang selalu bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Berangkat pagi pulang petang untuk kebahagiaan anak istrinya. Beliau jadi teladan adik-adiknya, sedikit bicara banyak bekerja. Beliau jadi rujukan untuk cari masukan.

Bapak, begitu aku memanggilmu

Bapak, kita selalu saja berbeda

Bapak suka sekali parfum sementara, aku tidak

Bapak betah dengan AC dan Kipas angin, sementara aku tidak

Bapak engkau begitu disiplin, sementara aku mesti banyak belajar untuk mengatur waktu

Bapak kita selalu saja berbeda padahal kita dilahirkan di hari yang sama.

Ya, saya satu-satunya anakmu yang sama hari lahirnya. Sementara kedua saudaraku hari lahirnya sama dengan ibu.

Bapak, lihatlah aku bisa lihat jalan itu

Lihatlah Bapak jalan lurus sudah ada di depanku

Bapak, Kenapa bapak seolah menghalangiku, atau ini hanya perasaanku saja.

Bapak, lihatlah pintu itu sudah terbuka

Bapak, kenapa bapak berdiam disana

Bapak, ijinkan saya masuk lebih dulu.

Bapak masih saja terpaku, seolah memberi isyarat Bapak ingin masuk lebih dulu

Bapak apakah ini pertanda engkau akan meninggalkanku

Bapak jangan begitu, aku belum sempat membuatmu bangga padaku.

Bapak, engkaulah pahlawan itu. Pahlawan keluargamu.

***

Kisah kedua tentang Bapak

Aku lupa kapan terakhir kali bertatap muka dengan beliau

Ah… aku ingat sekarang. Terakhir bertemu beliau saat silaturahim keluarga besar Pemda Bangkalan di Pendopo II waktu itu.

Ya, aku sempatkan antri bersama dengan pegawai yang lain karena tahun itu adalah tahun terakhir aku menjadi staf beliau.

Bersama seorang teman, berbaris mengikuti antrian. Temanku pula yang mengajak dan menyemangati untuk ikut antrian. Waktu itu kita sama-sama berniat untuk minta maaf karena beliau tak mungkin jadi pimpinan kami setelah dua periode memimpin Kabupaten Bangkalan.

Beliau yang saya maksud di tulisan ini adalah RKH. FUAD AMIN IMRON, S.Pd

Ijinkan saya menyebut dengan beliau ‘Bapak’

Bapak, engkaulah pahlawan Bangkalan

Engkaulah Bapak Bangkalan

Engkau pemimpin yang bervisi melampaui cakrawala

Bapak maafkan saya selama periode kepemimpinanmu saya tak sempat pelajari apa Visi Misimu

Bapak maafkan saya karena saya tak banyak membantumu

Bapak maafkan saya karena saat pemilu saya tak pernah memilihmu

Bapak tulisan ini wujud rasa terima kasihku padamu

Terima kasih karena SK Pegawai Negeri saya tak kau pungut sepeserpun

Bapak, teman-teman seangkatan saya juga mengatakan hal yang sama

Bagaimanapun kami diangkat pada saat beliau menjadi Bupati Bangkalan tanpa bayar sepeserpun.

Bapak terima kasih karena Visi jangka panjangmu telah menyelamatkan begitu banyak generasi muda Bangkalan

Bapak, waktu itu ada pegawai minimarket datang ke kantorku. Aku masih ingat kejadian itu, karena disitu ada aku. Pegawai ini rupanya utusan dari kantornya, yang ditugaskan untuk mensurvey apakah ada aturan mengenai Miras di kota Bangkalan.

Alhamdulillah, Bapak sudah siapkan tameng itu. Ya, di awal kepemimpinan Bapak sudah menerbitkan aturan agar tak ada Peredaran Miras di Bangkalan. Aturan itu berupa Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan Nomor 17 tahun 2003 tentang Larangan Peredaran Minuman Keras. (sumber Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bangkalan)

Bapak engkaulah pahlawan itu.

Pahlawan yang bercita-cita menujudkan masyarakat Bangkalan yang Madani.

Bapak engkaulah Bapak Pembangunan Bangkalan

Tak terhitung karyamu,

Stadion Gelora Bangkalan, Lapangan Kerapan Sapi, Jembatan Suramadu, Masjid Syaikhona Cholil, Bangkalan Plaza, itu sederet prestasimu.

Bapak terima kasihku padamu, atas jasamu menjaga generasi muda Bangkalan

Bapak semoga disana engkau sehat selalu

Bapak doakan kami disini bisa melanjutkan Visi Jangka Panjang Kabupaten Bangkalan

“BANGKALAN SEBAGAI KABUPATEN INDUSTRI, PERDAGANGAN DAN
JASA YANG TANGGUH MENUJU TERCIPTANYA MASYARAKAT
MADANI”.

*sumber RPJPD Kabupaten Bangkalan 2005-2025*

Kabupate

#Pahlawan #PahlawanKeluarga #MembangunBangkalan #saynotomiras

Cinta Logika

Pagi itu seperti biasa memulai aktifitas mengantar Ipi ke sekolah. Jam menunjukkan pukul 7 lewat, sebuah pertanda kalo kami akan terlambat tiba di tempat tujuan. Kutarik stang gas motorku supaya bisa melesat lebih cepat. Motorku meliuk-liuk dijalanan yang tak terlalu padat berusaha agar tidak terlalu telat.

Sampai di sekolah ipi, terlihat teman-temannya turun dari masjid usai melaksanakan sholat dhuha berjamaah, wajah mereka tampak bersemangat dan siap untuk menerima pelajaran. Dan bisa ditebak Ipi terlambat dan tak mengikuti sesi sholat dhuha.

“ayo turun nak, udah terlambat tuh” ucapku pada ipi agar bergegas turun dan segera menuju kelas. Dengan gerakan pelan ipi turun dari boncengan motor, beban tas ransel berat di pundaknya seakan membuatnya lambat untuk melangkah. Kujulurkan tanganku sebuah isyarat agar ipi pamitan dan mencium tanganku. Diterimanya uluran tanganku diiringi kecupan di punggung tanganku, tak lupa pula kulakukan ritualku mengecup kepalanya sebelum melepasnya untuk menuntut ilmu.

Sebelum pergi meninggalkan ipi, aku merasa ada yang aneh dengan sepedaku, di jalan tadi udah kerasa kalo bannya agak oleng dan terasa berat. Kemudian ku tolehkan kepalaku ke arah ban belakang tanpa turun dari motor. Terlihat kalo ban motorku bocor, “yah kenapa pake acara bocor, udahlah siang, bakalan telat dan dipotong nih TPPku” ucapku dalam hati. Tak sampai semenit kemudian aku turun dari motor, melihat dengan jelas keadaan ban motor belakangku.

“pi, ban motornya bocor” ucapku pada ipi yang masih berdiri di sisi motor sebelah kiri. “ditembel bunda” ucap ipi dengan nada sedikit kuatir. “Alhamdulillah pi, bocornya pas di sekolah jadi ipi gak sampai telat terlalu lama” ujarku menenangkan ipi. “Bunda berangkat ya nak, udah siang dan mesti ke tambal ban dulu, ayo sana ke kelas” ucapku, kemudian aku starter motorku, brrrmm… kuinjak kopling hingga terlihat angka 1, kutarik sedikit gas dan melaju meninggalkan pelataran sekolah ipi.

Pelan-pelan ku kendarai motor dalam keadaan ban bocor bagian belakang. Hmmm… tak bisa diajak melaju kencang nih motor, oleng kanan kiri buat tak nyaman duduk. Sesampainya di tukang tambal ban, ku matikan motor dan segera turun. Kulihat di depanku ada motor yang lagi di tambal, ku gerakkan kepala ke kanan saat ada ibu-ibu dan anak kecilnya berjalan disampingku. Rupanya motor bocor itu milik si ibu.

“Kalo ditambal sekarang bakalan lama dan siang sampai di kantor” gumamku dalam hati. Bapak penambal ban datang menghampiri. Diambilnya perkakas kerjanya untuk melepas ban dalam motorku. Kutanyakan padanya “Pak, kalo ditambal pasti lama ya”. Si bapak menjawab “iya bu, sebaiknya di isi angin saja sepertinya hanya kurang angin bannya” ujar si bapak menawarkan pilihan alternatif karena melihat aku yang lagi buru-buru.

Akhirnya ban motorku hanya diisi angin saja. Tak butuh waktu lama dan ban motor kembali seperti semula. Segera ku starter motorku dan mulai berjalan melintasi deretan pertokoan. Kupacu motorku dijalanan yang agak sepi agar bisa segera tiba di kantor.

Sesampainya di pertigaan traffic light, lampu merah menyala. Ku injak bagian rem sepeda yang letaknya dibawah kaki kananku. Ciittt suara derit rem yang tak pernah diservis berhenti tepat sebelum zebra cross.

Kulihat di depan banyak gerombolan. Ada polisi dan kerumunan orang-orang. Paling kecelakaan pikirku. Lampu traffict light masih 60 detik lagi, aku tetap tak bergeming. Banyak yang serobot lampu merah saat itu, tapi aku tak tertarik ikut jejak mereka. Santai saja aku menikmati lampu merah itu.

Perlahan motorku mendekati gerombolan itu. Tiba-tiba polisi menghentikan motorku. “Silahkan ke tepi mbak” ucap polisi. Tumben nih aku disuruh berhenti, biasanya saat berseragam abdi negara aku selalu lolos pemeriksaan polisi. Kali ini tak biasa, aku tak takut. SIM dan STNK lengkap. Lampu depan nyala walau hanya lampu kotanya saja. Spion lengkap dua kanan kiri masih standart buatan pabrik. Helm dipakai, standart SNI pula. “apa ya salahku” dalam hati bertanya sendiri.

Dan Polisi itu mendekati sambil joget kecil diiringi sebuah lagu. Polisi itu lucu sekali gerakannya lumayan gemulai melangkah sambil ikuti irama, sama sekali tak tampak wajah sangarnya. Lalu tangannya menunjuk kearah leher sebagai isyarat kalo aku lupa klik helmku. Ups, rupanya ini masalahnya, aku lupa pasang pengaman helmku.

Klik, beliau bantu pasangkan. kemudian beberapa wartawan yang sudah stand by memotret aksi pak polisi saat pasangkan sabuk helm. Hadeh, aku dipoto, jujur aku malu dipoto di depan banyak orang. Dari jauh datang polwan dengan tinggi semampai, rambutnya yang pendek ditutupi topi polisi, “ibu lain kali jangan lupa dipasang tali pengaman helmnya” ucapnya padaku. Kemudian disodorkannya padaku bunga dan sebatang coklat. Terima kasih bu, ucapku.

Rupanya para polisi lagi menggelar aksi simpati, bagi pengendara bermotor. Beruntunglah aku dapat coklat itu. Sepanjang jalan menuju kantor aku senyum-senyum sendiri mirip orang yang lagi jatuh cinta. Aku merasa bahagia karena dapat rejeki tak terduga.

***

Sesampainya di kantor, kulangkahkan kaki dengan semangat menuju ruangan. Kuletakkan tas laptopku, kutarik kursi kebelakang lalu kemudian duduk manis. Teman-temanku penasaran dapat darimana bunga dan coklat itu “mbak sekarang kan bukan valentine kok kamu dapat bunga dan coklat” ucap mereka padaku. Aku bilang aja dari polisi. Jiah, mereka menimpali kalo polisinya lagi jatuh hati padaku. Halaaah… ada-ada aja nih teman-teman.

Saat semua telah diam, aku pun terdiam. Kemudian aku merasa ada hikmah yang datang padaku. Teringat kejadian saat ikutan kampanye “I’m Muslim Say No #Valentine”. Lumayan juga aku merenung, dan terbukalah tabir itu.

Rupanya seperti ini kerja cinta yang logis. Cinta harus dengan logika.

Hal yang perlu ditekankan disini adalah kejadian tiba-tiba yang menyenangkan ataupun menyedihkan berpotensi menaikkan emosi. Saat intensitas emosi naik, maka mental bloknya jebol, tak bisa berpikir logis. Disinilah pentingnya logika, agar hidup jadi terarah.

Duhai, pemuda pemudi nyalakan logikamu

Nyalakan logika cintamu

Logika cinta pada Rabbmu

Keep fighting and no more valentine

#logikacinta #novalentine #I’mMuslim